Dalam hal suhu operasi jangka panjang yang diizinkan untuk inti kabel, insulasi karet biasanya diberi nilai 65°C, insulasi polivinil klorida (PVC) pada 70°C, dan insulasi polietilena ikatan silang (XLPE) pada 90°C. Untuk hubung singkat (dengan durasi maksimum tidak melebihi 5 detik), suhu konduktor tertinggi yang diizinkan adalah 160°C untuk insulasi PVC dan 250°C untuk insulasi XLPE.

I. Perbedaan Kabel XLPE dan Kabel PVC
1. Kabel Low Voltage Cross-Linked (XLPE), sejak diperkenalkan pada pertengahan 1990-an, telah mengalami perkembangan pesat, kini menguasai separuh pangsa pasar bersama kabel Polivinil Klorida (PVC). Dibandingkan dengan kabel PVC, kabel XLPE menunjukkan kapasitas hantar arus yang lebih tinggi, kemampuan beban lebih yang lebih kuat, dan masa pakai yang lebih panjang (masa pakai termal kabel PVC umumnya 20 tahun dalam kondisi yang menguntungkan, sementara masa pakai kabel XLPE biasanya 40 tahun). Saat terbakar, PVC mengeluarkan asap hitam pekat dan gas beracun, sedangkan pembakaran XLPE tidak menghasilkan gas halogen beracun. Keunggulan kabel cross-linked semakin diakui oleh berbagai sektor desain dan aplikasi.
2. Kabel PVC biasa (isolasi dan selubungnya) terbakar dengan cepat dan berkelanjutan, sehingga memperparah kebakaran. Kabel ini kehilangan daya dalam 1 hingga 2 menit. Pembakaran PVC menghasilkan asap hitam pekat, yang menyebabkan kesulitan bernapas dan kesulitan evakuasi. Lebih kritis lagi, pembakaran PVC melepaskan gas beracun dan korosif seperti hidrogen klorida (HCl) dan dioksin, yang merupakan penyebab utama kematian akibat kebakaran (menyumbang 80% kematian akibat kebakaran). Gas-gas ini menimbulkan korosi pada peralatan listrik, sangat merusak kinerja isolasi dan menyebabkan bahaya sekunder yang sulit diatasi.
II. Kabel Tahan Api
1. Kabel tahan api harus menunjukkan karakteristik tahan api dan dikategorikan menjadi tiga tingkat tahan api A, B, dan C menurut IEC 60332-3-24 “Pengujian pada kabel listrik dalam kondisi kebakaran.” Kelas A menawarkan kinerja tahan api tertinggi.
Uji pembakaran komparatif pada kabel tahan api dan non-tahan api telah dilakukan oleh Lembaga Penelitian Standar dan Teknologi AS. Hasil berikut menyoroti pentingnya penggunaan kabel tahan api:
a. Kawat tahan api memberikan waktu pelepasan lebih dari 15 kali lebih lama dibandingkan dengan kawat non-tahan api.
b. Kabel tahan api hanya membakar setengah bahan sebanyak kabel non-tahan api.
c. Kawat tahan api menunjukkan tingkat pelepasan panas hanya seperempat dari kawat tidak tahan api.
d. Emisi gas beracun dari pembakaran hanya sepertiga dari emisi produk non-penghambat api.
e. Kinerja pembangkitan asap tidak menunjukkan perbedaan signifikan antara produk tahan api dan tidak tahan api.
2. Kabel Bebas Halogen dan Asap Rendah
Kabel bebas halogen dan asap rendah harus memiliki kualitas bebas halogen, asap rendah, dan tahan api, dengan spesifikasi berikut:
IEC 60754 (uji bebas halogen) IEC 61034 (uji asap rendah)
Konduktivitas tertimbang pH Transmisi cahaya minimum
PH≥4,3 r≤10us/mm T≥60%
3. Kabel Tahan Api
a. Indikator uji pembakaran kabel tahan api (suhu dan waktu pembakaran) menurut standar IEC 331-1970 adalah 750°C selama 3 jam. Berdasarkan draf terbaru IEC 60331 dari pemungutan suara IEC baru-baru ini, suhu pembakaran berkisar antara 750°C hingga 800°C selama 3 jam.
b. Kawat dan kabel tahan api dapat diklasifikasikan menjadi kabel tahan api tahan api dan kabel tahan api non-tahan api berdasarkan perbedaan material non-logam. Kabel tahan api domestik umumnya menggunakan konduktor berlapis mika dan insulasi tahan api ekstrusi sebagai struktur utamanya, dengan sebagian besar merupakan produk Kelas B. Kabel yang memenuhi standar Kelas A biasanya menggunakan pita mika sintetis khusus dan insulasi mineral (inti tembaga, selongsong tembaga, insulasi magnesium oksida, juga dikenal sebagai MI).
Kabel tahan api berinsulasi mineral tidak mudah terbakar, tidak menghasilkan asap, tahan korosi, tidak beracun, tahan benturan, dan tahan cipratan air. Kabel ini dikenal sebagai kabel tahan api, menunjukkan kinerja tahan api paling unggul di antara berbagai jenis kabel tahan api. Namun, proses pembuatannya rumit, biayanya lebih tinggi, panjang produksinya terbatas, radius tekuknya besar, insulasinya rentan terhadap kelembapan, dan saat ini, hanya produk inti tunggal berukuran 25 mm² ke atas yang dapat disediakan. Terminal khusus permanen dan konektor perantara diperlukan, sehingga membuat pemasangan dan konstruksi menjadi lebih rumit.
Waktu posting: 07-Sep-2023