Saat mencari kabel dan kawat terbaik, memilih bahan selubung yang tepat sangatlah penting. Selubung luar memiliki berbagai fungsi untuk memastikan ketahanan, keamanan, dan kinerja kabel atau kawat. Tidak jarang harus memilih antara poliuretan (PUR) danpolivinil klorida (PVC)Dalam artikel ini, Anda akan mempelajari tentang perbedaan performa antara kedua material tersebut dan aplikasi yang paling sesuai untuk masing-masing material.
Struktur dan fungsi selubung pada kabel dan kawat
Selubung (juga disebut selubung luar atau selubung) adalah lapisan terluar dari kabel atau kawat dan diaplikasikan menggunakan salah satu dari beberapa metode ekstrusi. Selubung melindungi konduktor kabel dan komponen struktural lainnya dari faktor eksternal seperti panas, dingin, basah, atau pengaruh kimia dan mekanis. Selubung juga dapat memperbaiki bentuk dan rupa konduktor yang terpilin, serta lapisan pelindung (jika ada), sehingga meminimalkan gangguan pada kompatibilitas elektromagnetik (EMC) kabel. Hal ini penting untuk memastikan transmisi daya, sinyal, atau data yang konsisten di dalam kabel atau kawat. Selubung juga memainkan peran penting dalam ketahanan kabel dan kawat.
Memilih bahan selubung yang tepat sangat penting untuk menentukan kabel terbaik untuk setiap aplikasi. Oleh karena itu, penting untuk mengetahui dengan tepat tujuan kabel atau kawat tersebut dan persyaratan apa yang harus dipenuhinya.
Bahan selubung yang paling umum
Poliuretana (PUR) dan polivinil klorida (PVC) adalah dua bahan selubung yang paling umum digunakan untuk kabel dan kawat. Secara visual, tidak ada perbedaan antara bahan-bahan ini, tetapi keduanya menunjukkan sifat yang berbeda yang membuatnya cocok untuk aplikasi yang berbeda. Selain itu, beberapa bahan lain dapat digunakan sebagai bahan selubung, termasuk karet komersial, elastomer termoplastik (TPE), dan senyawa plastik khusus. Namun, karena bahan-bahan ini jauh lebih jarang digunakan daripada PUR dan PVC, kami hanya akan membandingkan keduanya di masa mendatang.
PUR – Fitur yang paling penting
Poliuretana (atau PUR) merujuk pada sekelompok plastik yang dikembangkan pada akhir tahun 1930-an. Poliuretana diproduksi melalui proses kimia yang disebut polimerisasi adisi. Bahan bakunya biasanya minyak bumi, tetapi bahan nabati seperti kentang, jagung, atau bit gula juga dapat digunakan dalam produksinya. Poliuretana adalah elastomer termoplastik. Ini berarti bahwa poliuretana bersifat fleksibel saat dipanaskan, tetapi dapat kembali ke bentuk aslinya saat dipanaskan.
Poliuretana memiliki sifat mekanis yang sangat baik. Material ini memiliki ketahanan aus, ketahanan terhadap pemotongan, dan ketahanan terhadap sobekan yang sangat baik, serta tetap sangat fleksibel bahkan pada suhu rendah. Hal ini membuat PUR sangat cocok untuk aplikasi yang memerlukan gerakan dinamis dan persyaratan pembengkokan, seperti rantai penarik. Dalam aplikasi robotik, kabel dengan selubung PUR dapat menahan jutaan siklus pembengkokan atau gaya torsi yang kuat tanpa masalah. PUR juga memiliki ketahanan yang kuat terhadap minyak, pelarut, dan radiasi ultraviolet. Selain itu, tergantung pada komposisi materialnya, PUR bebas halogen dan tahan api, yang merupakan kriteria penting untuk kabel yang bersertifikat UL dan digunakan di Amerika Serikat. Kabel PUR umumnya digunakan dalam konstruksi mesin dan pabrik, otomasi industri, dan industri otomotif.
PVC – fitur yang paling penting
Polivinil klorida (PVC) adalah plastik yang telah digunakan untuk membuat berbagai produk sejak tahun 1920-an. Ini adalah produk polimerisasi rantai gas vinil klorida. Berbeda dengan elastomer PUR, PVC adalah polimer termoplastik. Jika bahan tersebut berubah bentuk karena pemanasan, bahan tersebut tidak dapat dikembalikan ke keadaan semula.
Sebagai bahan pelapis, polivinil klorida menawarkan berbagai kemungkinan karena mampu beradaptasi dengan berbagai kebutuhan dengan mengubah rasio komposisinya. Kapasitas beban mekanisnya tidak setinggi PUR, tetapi PVC juga jauh lebih ekonomis; Harga rata-rata poliuretan empat kali lebih tinggi. Selain itu, PVC tidak berbau dan tahan terhadap air, asam, dan bahan pembersih. Karena alasan inilah PVC sering digunakan dalam industri makanan atau di lingkungan yang lembap. Namun, PVC tidak bebas halogen, itulah sebabnya PVC dianggap tidak cocok untuk aplikasi dalam ruangan tertentu. Selain itu, PVC tidak tahan minyak, tetapi sifat ini dapat dicapai dengan aditif kimia khusus.
Kesimpulan
Baik poliuretana maupun polivinil klorida memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing sebagai bahan selubung kabel dan kawat. Tidak ada jawaban pasti tentang bahan mana yang terbaik untuk setiap aplikasi tertentu; Banyak hal bergantung pada kebutuhan masing-masing aplikasi. Dalam beberapa kasus, bahan selubung yang sama sekali berbeda mungkin merupakan solusi yang lebih ideal. Oleh karena itu, kami menganjurkan pengguna untuk mencari saran dari para ahli yang memahami sifat positif dan negatif dari berbagai bahan dan dapat saling mempertimbangkan.
Waktu posting: 20-Nov-2024